العربية

English

Français

Türkçe

Indonesian

اردو

Lokasi tempat shalat Nabi Shallallahu alaihi wasallam ini berjarak 150 meter dari halaman Masjid Nabawi. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam  melaksanakan shalat Idul Fitri di sini, seperti dilakukan oleh khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq sehingga masjid ini dinamakan sesuai namanya di kemudian hari.

<html dir='ltr'><head><style> body {background:#F1F1F1; background-color:#F1F1F1;} h4 {color: #03787d;font-weight: 600;margin-bottom: 10px; margin-top: 0;} h4, p { font-size: 16px; line-height: 22px; text-align: justify;} p {margin-bottom: 0; margin-top: 0; color:#111111} h4:not(:first-child) {margin-top: 30px; margin-bottom: 5px;} </style></head><body> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Tempat Shalat Nabi <em>Shallallahu alaihi wasallam</em> dan Khalifah</h4></p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Ini merupakan salah satu lokasi tempat shalat Idul Fitri Rasulullah <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>. Beliau biasa menunaikan shalat Idul Fitri di sini. Setelah perluasan, hanya tersisa 145 meter jarak antara tempat shalat ini dengan halaman masjid Nabawi. Masjid ini terletak sekitar 50 meter dari Masjid Al-Ghamamah. Luasnya 78 meter persegi.</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Masjid ini dinamakan Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq karena beliau melakukan shalat hari raya di tempat ini selama kekhalifahannya.</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Sebab Penamaan</h4></p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Rasulullah <em>Shallallahu alaihi wasallam</em> menjadikan kawasan Al-Manakhah sebagai tempat untuk menunaikan dua shalat Hari Raya dan shalat Istisqa`. Beliau melaksanakan shalat di beberapa bagian tempat ini. Ketika menjabat sebagai khalifah, Abu Bakar Ash-Shiddiq menyelenggarakan shalat hari raya di salah satu lokasi dimana Rasulullah <em>Shallallahu alaihi wasallam</em> dahulu menunaikan shalat, dimana lokasi itu masih berada di Kawasan Al-Manakhah. Tempat itu di kemudian hari dinamakan Masjid Abu Bakar Ash-Siddiq, namun masjid ini tidak dibangun pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Sejarah Masjid Ini Hingga di Era Kerajaan Arab Saudi</h4></p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Masjid ini mendapat perhatian besar dari para khalifah dan gubernur, dan mengalami banyak perbaikan dan pemugaran. Terakhir diperbarui pada tahun 1254 H. Masjid ini telah dipugar lebih dari satu kali selama era Kerajaan Arab Saudi dengan tetap mempertahankan kekhasan gaya arsitekturnya. Pada masa pemerintahan Raja Salman bin Abdul Aziz, masjid ini mendapat perhatian intensif dengan memasukkannya ke dalam proyek pengembangan dan rehabilitasi situs sejarah Islam.</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Arsitektur Masjid Ini</h4></p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Masjid ini terdiri dari kubah besar dan dinding timur yang ditutupi dengan batu hitam. Perpaduan warna hitam dan putih pada cat eksterior masjid memberikan konsistensi dan tampilan yang estetis. Penampilan ini sejalan dengan tampilan Masjid Al-Ghamamah yang memperlihatkan bentuk umum kedua masjid dalam harmoni yang indah di tengah alun-alun.</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Mengunjungi Masjid Ini</h4></p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Pengunjung hanya dapat melihat masjid dari luar.</p> <div id="gtx-trans" ></div> <div id="gtx-trans" ></div></p></body></html>

Ini merupakan salah satu lokasi tempat shalat Idul Fitri Rasulullah

. Beliau biasa menunaikan shalat Idul Fitri di sini. Setelah perluasan, hanya tersisa 145 meter jarak antara tempat shalat ini dengan halaman masjid Nabawi. Masjid ini terletak sekitar 50 meter dari Masjid Al-Ghamamah. Luasnya 78 meter persegi.

Masjid ini dinamakan Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq karena beliau melakukan shalat hari raya di tempat ini selama kekhalifahannya.

menjadikan kawasan Al-Manakhah sebagai tempat untuk menunaikan dua shalat Hari Raya dan shalat Istisqa`. Beliau melaksanakan shalat di beberapa bagian tempat ini. Ketika menjabat sebagai khalifah, Abu Bakar Ash-Shiddiq menyelenggarakan shalat hari raya di salah satu lokasi dimana Rasulullah

dahulu menunaikan shalat, dimana lokasi itu masih berada di Kawasan Al-Manakhah. Tempat itu di kemudian hari dinamakan Masjid Abu Bakar Ash-Siddiq, namun masjid ini tidak dibangun pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Sejarah Masjid Ini Hingga di Era Kerajaan Arab Saudi

Masjid ini mendapat perhatian besar dari para khalifah dan gubernur, dan mengalami banyak perbaikan dan pemugaran. Terakhir diperbarui pada tahun 1254 H. Masjid ini telah dipugar lebih dari satu kali selama era Kerajaan Arab Saudi dengan tetap mempertahankan kekhasan gaya arsitekturnya. Pada masa pemerintahan Raja Salman bin Abdul Aziz, masjid ini mendapat perhatian intensif dengan memasukkannya ke dalam proyek pengembangan dan rehabilitasi situs sejarah Islam.

Masjid ini terdiri dari kubah besar dan dinding timur yang ditutupi dengan batu hitam. Perpaduan warna hitam dan putih pada cat eksterior masjid memberikan konsistensi dan tampilan yang estetis. Penampilan ini sejalan dengan tampilan Masjid Al-Ghamamah yang memperlihatkan bentuk umum kedua masjid dalam harmoni yang indah di tengah alun-alun.

Pengunjung hanya dapat melihat masjid dari luar.

Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq 

#03787d

<p style="text-align: left;"><strong>Tempat Shalat Nabi <em>Shallallahu alaihi wasallam</em> dan Khalifah</strong></p>
<p style="text-align: left;">Ini merupakan salah satu lokasi tempat shalat Idul Fitri Rasulullah <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>. Beliau biasa menunaikan shalat Idul Fitri di sini. Setelah perluasan, hanya tersisa 145 meter jarak antara tempat shalat ini dengan halaman masjid Nabawi. Masjid ini terletak sekitar 50 meter dari Masjid Al-Ghamamah. Luasnya 78 meter persegi.</p>
<p style="text-align: left;">Masjid ini dinamakan Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq karena beliau melakukan shalat hari raya di tempat ini selama kekhalifahannya.</p>
<p style="text-align: left;"><strong>Sebab Penamaan</strong></p>
<p style="text-align: left;">Rasulullah <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>&nbsp; menjadikan kawasan Al-Manakhah sebagai tempat untuk menunaikan dua shalat Hari Raya dan shalat Istisqa`. Beliau melaksanakan shalat di beberapa bagian tempat ini. Ketika menjabat sebagai khalifah, Abu Bakar Ash-Shiddiq menyelenggarakan shalat hari raya di salah satu lokasi dimana Rasulullah <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>&nbsp; dahulu menunaikan shalat, dimana lokasi itu masih berada di Kawasan Al-Manakhah. Tempat itu di kemudian hari dinamakan Masjid Abu Bakar Ash-Siddiq, namun masjid ini tidak dibangun pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.</p>
<p style="text-align: left;"><strong>Sejarah Masjid Ini Hingga di Era Kerajaan Arab Saudi</strong></p>
<p style="text-align: left;">Masjid ini mendapat perhatian besar dari para khalifah dan gubernur, dan mengalami banyak perbaikan dan pemugaran. Terakhir diperbarui pada tahun 1254 H. Masjid ini telah dipugar lebih dari satu kali selama era Kerajaan Arab Saudi dengan tetap mempertahankan kekhasan gaya arsitekturnya. Pada masa pemerintahan Raja Salman bin Abdul Aziz, masjid ini mendapat perhatian intensif dengan memasukkannya ke dalam proyek pengembangan dan rehabilitasi situs sejarah Islam.</p>
<p style="text-align: left;"><strong>Arsitektur Masjid Ini</strong></p>
<p style="text-align: left;">Masjid ini terdiri dari kubah besar dan dinding timur yang ditutupi dengan batu hitam. Perpaduan warna hitam dan putih pada cat eksterior masjid memberikan konsistensi dan tampilan yang estetis. Penampilan ini sejalan dengan tampilan Masjid Al-Ghamamah yang memperlihatkan bentuk umum kedua masjid dalam harmoni yang indah di tengah alun-alun.</p>
<p style="text-align: left;"><strong>Mengunjungi Masjid Ini</strong></p>
<p style="text-align: left;">Pengunjung hanya dapat melihat masjid dari luar.</p>
<div id="gtx-trans" style="position: absolute; left: 209px; top: 682.5px;">&nbsp;</div>
<div id="gtx-trans" style="position: absolute; left: 209px; top: 682.5px;">&nbsp;</div>

Masjid Quba

Masjid Al-Qiblatain

Masjid Al-Miqat

Masjid Al-Ghamamah

Masjid Umar bin Al-Khathab 

Masjid Ali bin Abi Thalib

Masjid Bani Unaif

Masjid Al-Jum'ah

Masjid As-Suqya 

Tujuh Masjid 

Masjid Al-Ijabah

Masjid As-Sajdah

 Masjid Bani Haritsah

Masjid Al-Fath

Masjid Al-Anbariyah 

Masjid Asy-Syaikhain

<p style="text-align: left;">Platform Al-Madinah: Sebuah website wisata budaya yang menaruh perhatian pada segala hal yang terkait dengan kota Madinah Al-Munawwarah. Platform ini dikelola oleh Lembaga Pengembangan Kawasan Madinah Al-Munawwarah. Layanan situs ini tersedia dalam enam bahasa dunia.</p>
<p style="text-align: left;">Platform ini bertujuan untuk memperkenalkan kota Madinah dengan berbagai landmarknya yang terpenting, tradisional maupun modern. Caranya dengan menyajikan berbagai detail informasi, foto dan klip video eksklusif, sekaligus menawarkan saran program kunjungan ke sejumlah destinasi wisata yang telah dipersiapkan secara matang sesuai dengan minat wisatawan bersama keluarganya.</p>
<p style="text-align: left;">Kontennya juga terfokus untuk memperkenalkan Masjid Nabawi dan sejarahnya, begitu juga Masjid Quba dan berbagai landmark bersejarah lainnya yang terkait dengan kota Madinah Al-Munawwarah.</p>
<p style="text-align: left;">Platform ini juga bertujuan menjelaskan berbagai aspek sosial di kota Madinah yang terhubung dengan sejarah dan warisan budaya. Caranya adalah dengan memperkenalkan berbagai museum, fasilitas, kerajinan tangan dan kuliner di kota Madinah.</p>
<p style="text-align: left;">Dapat dikatakan, platform Al-Madinah bertujuan untuk memudahkan pengunjung dalam menjelajahi kota Madinah Al-Munawwarah yang luas ini dalam segala dimensinya dengan mudah. Platform ini memberikan gambaran 360 derajat tentang semua landmark dan fasilitas yang ada di kota ini sehingga seolah-olah pengunjung website merasakan langsung pengalaman tersebut sebelum tiba di sana. Pengunjung juga akan mendapatkan pemandu virtual yang menghadirkan berbagai informasi tentang landmark tersebut.</p>
<p style="text-align: left;">Melalui platform ini, Lembaga Pengembangan Kota Madinah berupaya memperkaya pengalaman pengunjung dengan memberikan panduan komprehensif tentang berbagai landmark dan fasilitas yang tersedia di kota Madinah. Semua itu disajikan dalam sejumlah bahasa dunia.</p>
<p style="text-align: left;">&nbsp;</p>