العربية

English

Français

Türkçe

Indonesian

اردو

Sebuah masjid di mana Nabi Shallallahu alaihi wasallam berdoa dengan tiga permohonan, dimana dua di antaranya terkabul.

<html dir='ltr'><head><style> body {background:#F1F1F1; background-color:#F1F1F1;} h4 {color: #03787d;font-weight: 600;margin-bottom: 10px; margin-top: 0;} h4, p { font-size: 16px; line-height: 22px; text-align: justify;} p {margin-bottom: 0; margin-top: 0; color:#111111} h4:not(:first-child) {margin-top: 30px; margin-bottom: 5px;} </style></head><body> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Pengantar Singkat:</h4></p><p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Sebuah tempat shalat Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang terletak di sebelah utara Masjid Nabawi. Mushalla ini pertama kali dibangun oleh putra-putra Muawiyah pada masa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Kisah Masjid Ini:</h4></p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Tempat shalat Nabi <em>Shallallahu alaihi wasallam</em> ini terletak di sisi utara Masjid Nabawi. Bangunan awalnya dibangun oleh putra-putra Muawiyah pada masa Nabi Muhammad <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>.</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Al-Ijabah, merujuk pada sebuah peristiwa yang berkaitan dengan Nabi Muhammad <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>. Dikisahkan bahwa suatu hari beliau datang dari daerah Al-Aliyah hingga melewati masjid Bani Muawiyah. Beliau pun masuk ke dalamnya dan menunaikan shalat dua rakaat bersama sejumlah sahabat. Kemudian beliau memanjatkan doa yang panjang, lalu beliau berkata kepada para sahabatnya:</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>"Aku memohon tiga hal kepada Tuhanku (Allah), maka Dia mengabulkan dua hal dan menolak satu hal: Aku memohon agar Dia tidak membinasakan <em>umatku dengan paceklik (kekeringan), maka Dia mengkabulkannya. Dan aku memohon agar Dia tidak membinasakan umatku dengan ditenggelamkan (banjir), maka Dia pun mengkabulkannya. Lalu aku memohon agar Dia tidak menjadikan kekuatan mereka menimpa sesama mereka (perpecahan), maka</em> <em>Allah tidak mengkabulkannya</em>.&rdquo;</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Kisah Masjid Ini Sepanjang Sejarah</h4></p> <ul data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'> <li>Masjid ini pertama kali dibangun oleh Bani Muawiyah pada masa Nabi Muhammad <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>.</li> <li>Masjid ini direnovasi pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Pada abad kesembilan hijriyah temboknya dipugar.</li> <li>Masjid ini dibangun ulang dan diperluas pada masa pemerintahan Raja Fahd bin Abdul Aziz <em>rahimahullah</em> tahun 1418 Hijriyah di atas lahan seluas 1000 meter persegi.</li> <li>Luas areal dalam masjid diperkirakan mencapai 500 meter persegi, atau empat kali lebih luas dibandingkan pada abad kesepuluh Hijriyah.</li> <li>Masjid ini termasuk dalam proyek rekonstruksi masjid-masjid bersejarah, dalam rangka merehabilitasi, memperbaiki dan menguatkan identitas sejarahnya.</li> </ul> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Lokasi Masjid</h4></p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Masjid ini terletak sekitar 500 meter sebelah utara Masjid Nabawi. Masjid bisa dikunjungi sepanjang hari dimana shalat lima waktu diadakan di dalamnya. Ia merupakan salah satu situs bersejarah yang dikunjungi oleh para peziarah kota Madinah.</p> <div id="gtx-trans" ></div> <div id="gtx-trans" ></div></p></body></html>

Sebuah tempat shalat Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang terletak di sebelah utara Masjid Nabawi. Mushalla ini pertama kali dibangun oleh putra-putra Muawiyah pada masa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

ini terletak di sisi utara Masjid Nabawi. Bangunan awalnya dibangun oleh putra-putra Muawiyah pada masa Nabi Muhammad

Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Al-Ijabah, merujuk pada sebuah peristiwa yang berkaitan dengan Nabi Muhammad

. Dikisahkan bahwa suatu hari beliau datang dari daerah Al-Aliyah hingga melewati masjid Bani Muawiyah. Beliau pun masuk ke dalamnya dan menunaikan shalat dua rakaat bersama sejumlah sahabat. Kemudian beliau memanjatkan doa yang panjang, lalu beliau berkata kepada para sahabatnya:

"Aku memohon tiga hal kepada Tuhanku (Allah), maka Dia mengabulkan dua hal dan menolak satu hal: Aku memohon agar Dia tidak membinasakan

umatku dengan paceklik (kekeringan), maka Dia mengkabulkannya. Dan aku memohon agar Dia tidak membinasakan umatku dengan ditenggelamkan (banjir), maka Dia pun mengkabulkannya. Lalu aku memohon agar Dia tidak menjadikan kekuatan mereka menimpa sesama mereka (perpecahan), maka

Masjid ini pertama kali dibangun oleh Bani Muawiyah pada masa Nabi Muhammad

Masjid ini direnovasi pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Pada abad kesembilan hijriyah temboknya dipugar.

Masjid ini dibangun ulang dan diperluas pada masa pemerintahan Raja Fahd bin Abdul Aziz

tahun 1418 Hijriyah di atas lahan seluas 1000 meter persegi.

Luas areal dalam masjid diperkirakan mencapai 500 meter persegi, atau empat kali lebih luas dibandingkan pada abad kesepuluh Hijriyah.

Masjid ini termasuk dalam proyek rekonstruksi masjid-masjid bersejarah, dalam rangka merehabilitasi, memperbaiki dan menguatkan identitas sejarahnya.

Masjid ini terletak sekitar 500 meter sebelah utara Masjid Nabawi. Masjid bisa dikunjungi sepanjang hari dimana shalat lima waktu diadakan di dalamnya. Ia merupakan salah satu situs bersejarah yang dikunjungi oleh para peziarah kota Madinah.

Masjid Al-Ijabah

#03787d

<p style="text-align: left;"><strong>Pengantar Singkat:</strong><br />Sebuah tempat shalat Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang terletak di sebelah utara Masjid Nabawi. Mushalla ini pertama kali dibangun oleh putra-putra Muawiyah pada masa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.</p>
<p style="text-align: left;"><strong>Kisah Masjid Ini:</strong></p>
<p style="text-align: left;">Tempat shalat Nabi <em>Shallallahu alaihi wasallam</em> ini terletak di sisi utara Masjid Nabawi. Bangunan awalnya dibangun oleh putra-putra Muawiyah pada masa Nabi Muhammad <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>.&nbsp;</p>
<p style="text-align: left;">Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Al-Ijabah, merujuk pada sebuah peristiwa yang berkaitan dengan Nabi Muhammad <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>. Dikisahkan bahwa suatu hari beliau datang dari daerah Al-Aliyah hingga melewati masjid Bani Muawiyah. Beliau pun masuk ke dalamnya dan menunaikan shalat dua rakaat bersama sejumlah sahabat. Kemudian beliau memanjatkan doa yang panjang, lalu beliau berkata kepada para sahabatnya:</p>
<p style="text-align: left;">"Aku memohon tiga hal kepada Tuhanku (Allah), maka Dia mengabulkan dua hal dan menolak satu hal: Aku memohon agar Dia tidak membinasakan <em>umatku dengan paceklik (kekeringan), maka Dia mengkabulkannya. Dan aku memohon agar Dia tidak membinasakan umatku dengan ditenggelamkan (banjir), maka Dia pun mengkabulkannya. Lalu aku memohon agar Dia tidak menjadikan kekuatan mereka menimpa sesama mereka (perpecahan), maka</em> <em>Allah tidak mengkabulkannya</em>.&rdquo;</p>
<p style="text-align: left;"><strong>Kisah Masjid Ini Sepanjang Sejarah</strong></p>
<ul style="list-style-type: disc;">
<li style="text-align: left;">Masjid ini pertama kali dibangun oleh Bani Muawiyah pada masa Nabi Muhammad <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>.</li>
<li style="text-align: left;">Masjid ini direnovasi pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Pada abad kesembilan hijriyah temboknya dipugar.</li>
<li style="text-align: left;">Masjid ini dibangun ulang dan diperluas pada masa pemerintahan Raja Fahd bin Abdul Aziz <em>rahimahullah</em> tahun 1418 Hijriyah di atas lahan seluas 1000 meter persegi.</li>
<li style="text-align: left;">Luas areal dalam masjid diperkirakan mencapai 500 meter persegi, atau empat kali lebih luas dibandingkan pada abad kesepuluh Hijriyah.</li>
<li style="text-align: left;">Masjid ini termasuk dalam proyek rekonstruksi masjid-masjid bersejarah, dalam rangka merehabilitasi, memperbaiki dan menguatkan identitas sejarahnya.</li>
</ul>
<p style="text-align: left;"><strong>Lokasi Masjid</strong></p>
<p style="text-align: left;">Masjid ini terletak sekitar 500 meter sebelah utara Masjid Nabawi. Masjid bisa dikunjungi sepanjang hari dimana shalat lima waktu diadakan di dalamnya. Ia merupakan salah satu situs bersejarah yang dikunjungi oleh para peziarah kota Madinah.</p>
<div id="gtx-trans" style="position: absolute; left: 562px; top: 494px;">&nbsp;</div>
<div id="gtx-trans" style="position: absolute; left: 562px; top: 494px;">&nbsp;</div>

Masjid Quba

Masjid Al-Qiblatain

Masjid Al-Miqat

Masjid Al-Ghamamah

Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq 

Masjid Umar bin Al-Khathab 

Masjid Ali bin Abi Thalib

Masjid Bani Unaif

Masjid Al-Jum'ah

Masjid As-Suqya 

Tujuh Masjid 

Masjid As-Sajdah

 Masjid Bani Haritsah

Masjid Al-Fath

Masjid Al-Anbariyah 

Masjid Asy-Syaikhain

<p style="text-align: left;">Platform Al-Madinah: Sebuah website wisata budaya yang menaruh perhatian pada segala hal yang terkait dengan kota Madinah Al-Munawwarah. Platform ini dikelola oleh Lembaga Pengembangan Kawasan Madinah Al-Munawwarah. Layanan situs ini tersedia dalam enam bahasa dunia.</p>
<p style="text-align: left;">Platform ini bertujuan untuk memperkenalkan kota Madinah dengan berbagai landmarknya yang terpenting, tradisional maupun modern. Caranya dengan menyajikan berbagai detail informasi, foto dan klip video eksklusif, sekaligus menawarkan saran program kunjungan ke sejumlah destinasi wisata yang telah dipersiapkan secara matang sesuai dengan minat wisatawan bersama keluarganya.</p>
<p style="text-align: left;">Kontennya juga terfokus untuk memperkenalkan Masjid Nabawi dan sejarahnya, begitu juga Masjid Quba dan berbagai landmark bersejarah lainnya yang terkait dengan kota Madinah Al-Munawwarah.</p>
<p style="text-align: left;">Platform ini juga bertujuan menjelaskan berbagai aspek sosial di kota Madinah yang terhubung dengan sejarah dan warisan budaya. Caranya adalah dengan memperkenalkan berbagai museum, fasilitas, kerajinan tangan dan kuliner di kota Madinah.</p>
<p style="text-align: left;">Dapat dikatakan, platform Al-Madinah bertujuan untuk memudahkan pengunjung dalam menjelajahi kota Madinah Al-Munawwarah yang luas ini dalam segala dimensinya dengan mudah. Platform ini memberikan gambaran 360 derajat tentang semua landmark dan fasilitas yang ada di kota ini sehingga seolah-olah pengunjung website merasakan langsung pengalaman tersebut sebelum tiba di sana. Pengunjung juga akan mendapatkan pemandu virtual yang menghadirkan berbagai informasi tentang landmark tersebut.</p>
<p style="text-align: left;">Melalui platform ini, Lembaga Pengembangan Kota Madinah berupaya memperkaya pengalaman pengunjung dengan memberikan panduan komprehensif tentang berbagai landmark dan fasilitas yang tersedia di kota Madinah. Semua itu disajikan dalam sejumlah bahasa dunia.</p>
<p style="text-align: left;">&nbsp;</p>