العربية

English

Français

Türkçe

Indonesian

اردو

Ini merupakan salah satu tempat dimana Nabi Shallallahu alaihi wasallam menunaikan shalat hari raya yang kemudian dinamakan Masjid Ali Ibn Abi Thalib, khalifah kaum muslimin sekaligus menantu Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Sampai hari ini, masjid ini menjadi simbol abadi, yang menjadi saksi betapa besar para sahabat berupaya meneladani kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam   termasuk dalam hal menggunakan tempat-tempat shalat beliau.

<html dir='ltr'><head><style> body {background:#F1F1F1; background-color:#F1F1F1;} h4 {color: #03787d;font-weight: 600;margin-bottom: 10px; margin-top: 0;} h4, p { font-size: 16px; line-height: 22px; text-align: justify;} p {margin-bottom: 0; margin-top: 0; color:#111111} h4:not(:first-child) {margin-top: 30px; margin-bottom: 5px;} </style></head><body> <h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Tempat Shalat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam Menjadi Tempat Shalat Ali bin Abi Thalib</h4> Masjid ini dibangun di salah satu lokasi yang pernah digunakan oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam untuk melaksanakan shalat Hari Raya dan Istisqa` di kawasan Al-Manakhah, di mana Ali bin Abi Thalib melaksanakan shalat Hari Raya selama kekhalifahannya, sehingga masjid ini dinamai menurut namanya. <h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Tempat Khalifah Ali Menunaikan Shalat hari Raya</h4> Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjadikan daerah Al-Manakhah sebagai lokasi untuk menunaikan dua shalat Hari Raya dan Istisqa`. Beliau shalat di beberapa tempat di lokasi tersebut. Ketika Khalifah Ali berkuasa, ia memilih salah satu dari tempat itu menjadi tempat shalat hari raya, dimana tempat itu masih termasuk kawasan Al-Manakhah. Di kemudian hari, dibangunlah masjid di tempat itu sesuai dengan namanya. Masjid ini terletak di sebelah utara Masjid Al-Ghamamah. Jaraknya dari bangunan Masjid Nabawi saat perluasan kedua Kerajaan Arab Saudi adalah 290 meter. Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq terletak di sekitar 100 meter di sebelahnya. <h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Perhatian Kerajaan Terhadap Masjid Ini</h4> Orang pertama yang membangun masjid ini adalah Umar bin Abdul Aziz, tepatnya ketika beliau menjabat sebagai gubernur Madinah Al-Munawwarah (87-93 H). Ia berupaya menelusuri tempat-tempat yang dahulu pernah dipergunakan Nabi Shallallahu alaihi wasallam untuk melaksanakan shalat. Umar membangunnya untuk melestarikannya agar tidak dilupakan. Masjid ini mendapat perhatian dari para gubernur Madinah selama berabad-abad, mengalami banyak renovasi dan pemugaran. Raja-raja Saudi memiliki peran besar dan kepeloporan dalam merawat dan melestarikannya. Pada masa pemerintahan Raja Salman bin Abdul Aziz, masjid ini mendapat perhatian besar dengan memasukkannya ke dalam proyek pengembangan dan rehabilitasi situs-situs sejarah Islam. <h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Seni Arsitektur Masjid</h4> Perlu diperhatikan oleh para pengunjung kota Madinah Al-Munawwarah, bahwa tiga masjid bersejarah di Kawasan Al-Manakhah itu dibangun dengan desain yang sama. Masjid Ali bin Abi Thalib ini berbentuk persegi panjang, panjangnya dari timur ke barat adalah 31 meter sementara lebarnya 22 meter. Sisi utara berada di halaman persegi panjang yang terbuka. Adapun menara masjid terletak di sisi timur.</body></html>

Tempat Shalat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam Menjadi Tempat Shalat Ali bin Abi Thalib

Masjid ini dibangun di salah satu lokasi yang pernah digunakan oleh Nabi

untuk melaksanakan shalat Hari Raya dan Istisqa` di kawasan Al-Manakhah, di mana Ali bin Abi Thalib melaksanakan shalat Hari Raya selama kekhalifahannya, sehingga masjid ini dinamai menurut namanya.

Tempat Khalifah Ali Menunaikan Shalat hari Raya

menjadikan daerah Al-Manakhah sebagai lokasi untuk menunaikan dua shalat Hari Raya dan Istisqa`. Beliau shalat di beberapa tempat di lokasi tersebut. Ketika Khalifah Ali berkuasa, ia memilih salah satu dari tempat itu menjadi tempat shalat hari raya, dimana tempat itu masih termasuk kawasan Al-Manakhah. Di kemudian hari, dibangunlah masjid di tempat itu sesuai dengan namanya.

Masjid ini terletak di sebelah utara Masjid Al-Ghamamah. Jaraknya dari bangunan Masjid Nabawi saat perluasan kedua Kerajaan Arab Saudi adalah 290 meter. Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq terletak di sekitar 100 meter di sebelahnya.

Orang pertama yang membangun masjid ini adalah Umar bin Abdul Aziz, tepatnya ketika beliau menjabat sebagai gubernur Madinah Al-Munawwarah (87-93 H). Ia berupaya menelusuri tempat-tempat yang dahulu pernah dipergunakan Nabi

untuk melaksanakan shalat. Umar membangunnya untuk melestarikannya agar tidak dilupakan. Masjid ini mendapat perhatian dari para gubernur Madinah selama berabad-abad, mengalami banyak renovasi dan pemugaran. Raja-raja Saudi memiliki peran besar dan kepeloporan dalam merawat dan melestarikannya. Pada masa pemerintahan Raja Salman bin Abdul Aziz, masjid ini mendapat perhatian besar dengan memasukkannya ke dalam proyek pengembangan dan rehabilitasi situs-situs sejarah Islam.

Perlu diperhatikan oleh para pengunjung kota Madinah Al-Munawwarah, bahwa tiga masjid bersejarah di Kawasan Al-Manakhah itu dibangun dengan desain yang sama. Masjid Ali bin Abi Thalib ini berbentuk persegi panjang, panjangnya dari timur ke barat adalah 31 meter sementara lebarnya 22 meter. Sisi utara berada di halaman persegi panjang yang terbuka. Adapun menara masjid terletak di sisi timur.

Masjid Ali bin Abi Thalib

#03787d

Tempat Shalat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam Menjadi Tempat Shalat Ali bin Abi Thalib
Masjid ini dibangun di salah satu lokasi yang pernah digunakan oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam untuk melaksanakan shalat Hari Raya dan Istisqa` di kawasan Al-Manakhah, di mana Ali bin Abi Thalib melaksanakan shalat Hari Raya selama kekhalifahannya, sehingga masjid ini dinamai menurut namanya.
Tempat Khalifah Ali Menunaikan Shalat hari Raya
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjadikan daerah Al-Manakhah sebagai lokasi untuk menunaikan dua shalat Hari Raya dan Istisqa`. Beliau shalat di beberapa tempat di lokasi tersebut. Ketika Khalifah Ali berkuasa, ia memilih salah satu dari tempat itu menjadi tempat shalat hari raya, dimana tempat itu masih termasuk kawasan Al-Manakhah. Di kemudian hari, dibangunlah masjid di tempat itu sesuai dengan namanya.
Masjid ini terletak di sebelah utara Masjid Al-Ghamamah. Jaraknya dari bangunan Masjid Nabawi saat perluasan kedua Kerajaan Arab Saudi adalah 290 meter. Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq terletak di sekitar 100 meter di sebelahnya.
Perhatian Kerajaan Terhadap Masjid Ini
Orang pertama yang membangun masjid ini adalah Umar bin Abdul Aziz, tepatnya ketika beliau menjabat sebagai gubernur Madinah Al-Munawwarah (87-93 H). Ia berupaya menelusuri tempat-tempat yang dahulu pernah dipergunakan Nabi Shallallahu alaihi wasallam untuk melaksanakan shalat. Umar membangunnya untuk melestarikannya agar tidak dilupakan. Masjid ini mendapat perhatian dari para gubernur Madinah selama berabad-abad, mengalami banyak renovasi dan pemugaran. Raja-raja Saudi memiliki peran besar dan kepeloporan dalam merawat dan melestarikannya. Pada masa pemerintahan Raja Salman bin Abdul Aziz, masjid ini mendapat perhatian besar dengan memasukkannya ke dalam proyek pengembangan dan rehabilitasi situs-situs sejarah Islam.
Seni Arsitektur Masjid
Perlu diperhatikan oleh para pengunjung kota Madinah Al-Munawwarah, bahwa tiga masjid bersejarah di Kawasan Al-Manakhah itu dibangun dengan desain yang sama. Masjid Ali bin Abi Thalib ini berbentuk persegi panjang, panjangnya dari timur ke barat adalah 31 meter sementara lebarnya 22 meter. Sisi utara berada di halaman persegi panjang yang terbuka. Adapun menara masjid terletak di sisi timur.

Masjid Quba

Masjid Al-Qiblatain

Masjid Al-Miqat

Masjid Al-Ghamamah

Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq 

Masjid Umar bin Al-Khathab 

Masjid Bani Unaif

Masjid Al-Jum'ah

Masjid As-Suqya 

Tujuh Masjid 

Masjid Al-Ijabah

Masjid As-Sajdah

 Masjid Bani Haritsah

Masjid Al-Fath

Masjid Al-Anbariyah 

Masjid Asy-Syaikhain

Platform Al-Madinah: Sebuah website wisata budaya yang menaruh perhatian pada segala hal yang terkait dengan kota Madinah Al-Munawwarah. Platform ini dikelola oleh Lembaga Pengembangan Kawasan Madinah Al-Munawwarah. Layanan situs ini tersedia dalam enam bahasa dunia.
Platform ini bertujuan untuk memperkenalkan kota Madinah dengan berbagai landmarknya yang terpenting, tradisional maupun modern. Caranya dengan menyajikan berbagai detail informasi, foto dan klip video eksklusif, sekaligus menawarkan saran program kunjungan ke sejumlah destinasi wisata yang telah dipersiapkan secara matang sesuai dengan minat wisatawan bersama keluarganya.
Kontennya juga terfokus untuk memperkenalkan Masjid Nabawi dan sejarahnya, begitu juga Masjid Quba dan berbagai landmark bersejarah lainnya yang terkait dengan kota Madinah Al-Munawwarah.
Platform ini juga bertujuan menjelaskan berbagai aspek sosial di kota Madinah yang terhubung dengan sejarah dan warisan budaya. Caranya adalah dengan memperkenalkan berbagai museum, fasilitas, kerajinan tangan dan kuliner di kota Madinah.
Dapat dikatakan, platform Al-Madinah bertujuan untuk memudahkan pengunjung dalam menjelajahi kota Madinah Al-Munawwarah yang luas ini dalam segala dimensinya dengan mudah. Platform ini memberikan gambaran 360 derajat tentang semua landmark dan fasilitas yang ada di kota ini sehingga seolah-olah pengunjung website merasakan langsung pengalaman tersebut sebelum tiba di sana. Pengunjung juga akan mendapatkan pemandu virtual yang menghadirkan berbagai informasi tentang landmark tersebut.
Melalui platform ini, Lembaga Pengembangan Kota Madinah berupaya memperkaya pengalaman pengunjung dengan memberikan panduan komprehensif tentang berbagai landmark dan fasilitas yang tersedia di kota Madinah. Semua itu disajikan dalam sejumlah bahasa dunia.
&nbsp;