العربية

English

Français

Türkçe

Indonesian

اردو

Masjid ini merupakan lokasi tempat shalat Hari Raya dan Istisqa` oleh Khalifah Kedua, Umar bin Khatthab, dalam rangka mengikuti teladan pemimpin para Nabi, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam  

<html dir='ltr'><head><style> body {background:#F1F1F1; background-color:#F1F1F1;} h4 {color: #03787d;font-weight: 600;margin-bottom: 10px; margin-top: 0;} h4, p { font-size: 16px; line-height: 22px; text-align: justify;} p {margin-bottom: 0; margin-top: 0; color:#111111} h4:not(:first-child) {margin-top: 30px; margin-bottom: 5px;} </style></head><body> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Landmark yang terhubung dengan <em>Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam</em></h4></p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Sebuah masjid yang dinamai Umar bin Al-Khathab, khalifah kedua dari Khulafaurrasyidun dan merupakan salah satu masjid bersejarah di wilayah Al-Manakhah yang digunakan Rasulullah <em>Shallallahu alaihi wasallam</em> sebagai tempat shalat Hari Raya dan shalat Istisqa`. Ia juga menjadi salah satu monumen bersejarah yang menjadi tujuan peziarah. Masjid ini berjarak sekitar 133 meter dari Masjid Al-Ghamamah.</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Khalifah Umar Menunaikan Saat Hari Raya di Sini</h4></p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Dahulu daerah Al-Manakhah merupakan tanah kosong yang menjadi tempat Rasulullah <em>Shallallahu alaihi wasallam</em> menunaikan dua shalat Hari Raya dan Istisqa`. Beliau menunaikan di beberapa lokasi di tempat ini. Ketika kekhalifahan dijabat oleh Umar bin Al-Khathab, maka sang khalifah mengambil salah satu lokasi dari tempat ini untuk melaksanakan shalat Hari Raya dalam rangka meneladani Rasulullah <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>. Karenanya, tempat ini dikaitkan dengan Khalifah Umar. Seiring dengan dimulainya pembangunan masjid di tempat-tempat bersejarah pada masa Bani Umayyah dan seterusnya, maka dibangunlah sebuah masjid di tempat tersebut yang diberi nama Masjid Umar bin Al-Khathab.</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Perhatian Kerajaan Arab Saudi Terhadap Masjid Ini</h4></p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Masjid ini mendapat perhatian besar dari para gubernur Madinah yang melakukan banyak perbaikan dan pemugaran. Renovasi terakhir dilakukan pada tahun 1266 H. Masjid ini dipugar lebih dari satu kali selama era Kerajaan Arab Saudi. Proses pemugarannya dilakukan dengan tetap mempertahankan karakter arsitektur sebelumnya. Pada masa pemerintahan Raja Salman bin Abdul Aziz, masjid ini mendapat perhatian intensif dengan memasukkannya ke dalam proyek pengembangan dan rehabilitasi situs-situs bersejarah Islam.</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Gaya Arsitektur dan Desain Masjid</h4></p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Masjid Umar bin Khatthab ini terdiri dari pintu masuk dan tempat shalat. Bagian atas pintu masuknya terbuka dengan panjangnya sekitar 10 meter, dimana lebarnya selaras dengan lebar masjid.</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Tempat shalat di masjid ini berbentuk bujur sangkar yang dibangun dengan menggunakan batu basalt, dimana bagian dalamnya dicat putih dan dilapisi kapur. Langit-langitnya terdiri dari kubah besar. Di bagian atas kubah dari dalam terdapat hiasan berwarna yang di tengahnya terdapat ayat-ayat Al-Qur'an. Tinggi kubahnya sekitar 12 meter. Di tengah dinding selatannya terdapat mihrab. Masjid ini tidak mempunyai mimbar.</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Masjid ini memiliki menara setinggi 15 meter. Di atasnya terdapat balkon. Desain permukaan luar kubahnya mirip dengan kubah Masjid Abu Bakar Al-Shiddiq.</p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'><h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Waktu Berkunjung</h4></p> <p data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Pengunjung hanya dapat melihat masjid ini dari luar.</p> <div id="gtx-trans" ></div> <div id="gtx-trans" ></div></p></body></html>

Sebuah masjid yang dinamai Umar bin Al-Khathab, khalifah kedua dari Khulafaurrasyidun dan merupakan salah satu masjid bersejarah di wilayah Al-Manakhah yang digunakan Rasulullah

sebagai tempat shalat Hari Raya dan shalat Istisqa`. Ia juga menjadi salah satu monumen bersejarah yang menjadi tujuan peziarah. Masjid ini berjarak sekitar 133 meter dari Masjid Al-Ghamamah.

Khalifah Umar Menunaikan Saat Hari Raya di Sini

Dahulu daerah Al-Manakhah merupakan tanah kosong yang menjadi tempat Rasulullah

menunaikan dua shalat Hari Raya dan Istisqa`. Beliau menunaikan di beberapa lokasi di tempat ini. Ketika kekhalifahan dijabat oleh Umar bin Al-Khathab, maka sang khalifah mengambil salah satu lokasi dari tempat ini untuk melaksanakan shalat Hari Raya dalam rangka meneladani Rasulullah

. Karenanya, tempat ini dikaitkan dengan Khalifah Umar. Seiring dengan dimulainya pembangunan masjid di tempat-tempat bersejarah pada masa Bani Umayyah dan seterusnya, maka dibangunlah sebuah masjid di tempat tersebut yang diberi nama Masjid Umar bin Al-Khathab.

Perhatian Kerajaan Arab Saudi Terhadap Masjid Ini

Masjid ini mendapat perhatian besar dari para gubernur Madinah yang melakukan banyak perbaikan dan pemugaran. Renovasi terakhir dilakukan pada tahun 1266 H. Masjid ini dipugar lebih dari satu kali selama era Kerajaan Arab Saudi. Proses pemugarannya dilakukan dengan tetap mempertahankan karakter arsitektur sebelumnya. Pada masa pemerintahan Raja Salman bin Abdul Aziz, masjid ini mendapat perhatian intensif dengan memasukkannya ke dalam proyek pengembangan dan rehabilitasi situs-situs bersejarah Islam.

Masjid Umar bin Khatthab ini terdiri dari pintu masuk dan tempat shalat. Bagian atas pintu masuknya terbuka dengan panjangnya sekitar 10 meter, dimana lebarnya selaras dengan lebar masjid.

Tempat shalat di masjid ini berbentuk bujur sangkar yang dibangun dengan menggunakan batu basalt, dimana bagian dalamnya dicat putih dan dilapisi kapur. Langit-langitnya terdiri dari kubah besar. Di bagian atas kubah dari dalam terdapat hiasan berwarna yang di tengahnya terdapat ayat-ayat Al-Qur'an. Tinggi kubahnya sekitar 12 meter. Di tengah dinding selatannya terdapat mihrab. Masjid ini tidak mempunyai mimbar.

Masjid ini memiliki menara setinggi 15 meter. Di atasnya terdapat balkon. Desain permukaan luar kubahnya mirip dengan kubah Masjid Abu Bakar Al-Shiddiq.

Pengunjung hanya dapat melihat masjid ini dari luar.

Masjid Umar bin Al-Khathab 

#03787d

<p style="text-align: left;"><strong>Landmark yang terhubung dengan <em>Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam</em></strong></p>
<p style="text-align: left;">Sebuah masjid yang dinamai Umar bin Al-Khathab, khalifah kedua dari Khulafaurrasyidun dan merupakan salah satu masjid bersejarah di wilayah Al-Manakhah yang digunakan Rasulullah <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>&nbsp; sebagai tempat shalat Hari Raya dan shalat Istisqa`. Ia juga menjadi salah satu monumen bersejarah yang menjadi tujuan peziarah. Masjid ini berjarak sekitar 133 meter dari Masjid Al-Ghamamah.</p>
<p style="text-align: left;"><strong>Khalifah Umar Menunaikan Saat Hari Raya di Sini</strong></p>
<p style="text-align: left;">Dahulu daerah Al-Manakhah merupakan tanah kosong yang menjadi tempat Rasulullah <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>&nbsp; menunaikan dua shalat Hari Raya dan Istisqa`. Beliau menunaikan di beberapa lokasi di tempat ini. Ketika kekhalifahan dijabat oleh Umar bin Al-Khathab, maka sang khalifah mengambil salah satu lokasi dari tempat ini untuk melaksanakan shalat Hari Raya dalam rangka meneladani Rasulullah <em>Shallallahu alaihi wasallam</em>. Karenanya, tempat ini dikaitkan dengan Khalifah Umar. Seiring dengan dimulainya pembangunan masjid di tempat-tempat bersejarah pada masa Bani Umayyah dan seterusnya, maka dibangunlah sebuah masjid di tempat tersebut&nbsp; yang diberi nama Masjid Umar bin Al-Khathab.</p>
<p style="text-align: left;"><strong>Perhatian Kerajaan Arab Saudi Terhadap Masjid Ini</strong></p>
<p style="text-align: left;">Masjid ini mendapat perhatian besar dari para gubernur Madinah yang melakukan banyak perbaikan dan pemugaran. Renovasi terakhir dilakukan pada tahun 1266 H. Masjid ini dipugar lebih dari satu kali selama era Kerajaan Arab Saudi. Proses pemugarannya dilakukan dengan tetap mempertahankan karakter arsitektur sebelumnya. Pada masa pemerintahan Raja Salman bin Abdul Aziz, masjid ini mendapat perhatian intensif dengan memasukkannya ke dalam proyek pengembangan dan rehabilitasi situs-situs bersejarah Islam.</p>
<p style="text-align: left;"><strong>Gaya Arsitektur dan Desain Masjid</strong></p>
<p style="text-align: left;">Masjid Umar bin Khatthab ini terdiri dari pintu masuk dan tempat shalat. Bagian atas pintu masuknya terbuka dengan panjangnya sekitar 10 meter, dimana lebarnya selaras dengan lebar masjid.&nbsp;</p>
<p style="text-align: left;">Tempat shalat di masjid ini berbentuk bujur sangkar yang dibangun dengan menggunakan batu basalt, dimana bagian dalamnya dicat putih dan dilapisi kapur. Langit-langitnya terdiri dari kubah besar. Di bagian atas kubah dari dalam terdapat hiasan berwarna yang di tengahnya terdapat ayat-ayat Al-Qur'an. Tinggi kubahnya sekitar 12 meter. Di tengah dinding selatannya terdapat mihrab. Masjid ini tidak mempunyai mimbar.&nbsp;</p>
<p style="text-align: left;">Masjid ini memiliki menara setinggi 15 meter. Di atasnya terdapat balkon. Desain permukaan luar kubahnya mirip dengan kubah Masjid Abu Bakar Al-Shiddiq.</p>
<p style="text-align: left;"><strong>Waktu Berkunjung</strong></p>
<p style="text-align: left;">Pengunjung hanya dapat melihat masjid ini dari luar.</p>
<div id="gtx-trans" style="position: absolute; left: 214px; top: -14px;">&nbsp;</div>
<div id="gtx-trans" style="position: absolute; left: 214px; top: -14px;">&nbsp;</div>

Masjid Quba

Masjid Al-Qiblatain

Masjid Al-Miqat

Masjid Al-Ghamamah

Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq 

Masjid Ali bin Abi Thalib

Masjid Bani Unaif

Masjid Al-Jum'ah

Masjid As-Suqya 

Tujuh Masjid 

Masjid Al-Ijabah

Masjid As-Sajdah

 Masjid Bani Haritsah

Masjid Al-Fath

Masjid Al-Anbariyah 

Masjid Asy-Syaikhain

<p style="text-align: left;">Platform Al-Madinah: Sebuah website wisata budaya yang menaruh perhatian pada segala hal yang terkait dengan kota Madinah Al-Munawwarah. Platform ini dikelola oleh Lembaga Pengembangan Kawasan Madinah Al-Munawwarah. Layanan situs ini tersedia dalam enam bahasa dunia.</p>
<p style="text-align: left;">Platform ini bertujuan untuk memperkenalkan kota Madinah dengan berbagai landmarknya yang terpenting, tradisional maupun modern. Caranya dengan menyajikan berbagai detail informasi, foto dan klip video eksklusif, sekaligus menawarkan saran program kunjungan ke sejumlah destinasi wisata yang telah dipersiapkan secara matang sesuai dengan minat wisatawan bersama keluarganya.</p>
<p style="text-align: left;">Kontennya juga terfokus untuk memperkenalkan Masjid Nabawi dan sejarahnya, begitu juga Masjid Quba dan berbagai landmark bersejarah lainnya yang terkait dengan kota Madinah Al-Munawwarah.</p>
<p style="text-align: left;">Platform ini juga bertujuan menjelaskan berbagai aspek sosial di kota Madinah yang terhubung dengan sejarah dan warisan budaya. Caranya adalah dengan memperkenalkan berbagai museum, fasilitas, kerajinan tangan dan kuliner di kota Madinah.</p>
<p style="text-align: left;">Dapat dikatakan, platform Al-Madinah bertujuan untuk memudahkan pengunjung dalam menjelajahi kota Madinah Al-Munawwarah yang luas ini dalam segala dimensinya dengan mudah. Platform ini memberikan gambaran 360 derajat tentang semua landmark dan fasilitas yang ada di kota ini sehingga seolah-olah pengunjung website merasakan langsung pengalaman tersebut sebelum tiba di sana. Pengunjung juga akan mendapatkan pemandu virtual yang menghadirkan berbagai informasi tentang landmark tersebut.</p>
<p style="text-align: left;">Melalui platform ini, Lembaga Pengembangan Kota Madinah berupaya memperkaya pengalaman pengunjung dengan memberikan panduan komprehensif tentang berbagai landmark dan fasilitas yang tersedia di kota Madinah. Semua itu disajikan dalam sejumlah bahasa dunia.</p>
<p style="text-align: left;">&nbsp;</p>