العربية

English

Français

Türkçe

Indonesian

اردو

Masjid Nabawi merupakan tempat suci kedua . Masjid paling agung dalam sejarah Islam setelah Masjidil Haram di Makkah. Masjid ini dikunjungi oleh umat Islam dari seluruh dunia untuk meraih keutamaan shalat di dalamnya. Berbagai simbolnya terhubung dengan perjalanan hidup Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat beliau dari kalangan Muhajirin dan Anshar.

<html dir='ltr'><head><style> body {background:#F1F1F1; background-color:#F1F1F1;} h4 {color: #04787d;font-weight: 600;margin-bottom: 10px; margin-top: 0;} h4, p { font-size: 16px; line-height: 22px; text-align: justify;} p {margin-bottom: 0; margin-top: 0; color:#111111} h4:not(:first-child) {margin-top: 30px; margin-bottom: 5px;} </style></head><body> <h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Tahapan Pembangunan dan Perluasan Masjid Nabawi</h4> Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam membangun masjid Nabawi ketika berhijrah dari Makkah dan tiba Madinah. Sebelum tiba, beliau sempat membangun Masjid Quba. Masjid Nabawi mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan dalam sejarah. Perluasan pertama dilakukan pada zaman Nabi Shallallahu alaihi wasallam, tepatnya pada tahun ketujuh hijriyah. Berikutnya, dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Khatthab (tahun 17 Hijriyah), lalu masa Khalifah Utsman bin Affan (tahun 29 Hijriyah). Para penguasa dari berbagai pemerintahan Islam secara silih berganti mencurahkan perhatian. Lalu tibalah masa Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman Al Su&rsquo;ud dan putra-putranya yang juga menjadi raja. Mereka melakukan berbagai renovasi dan perluasan yang terbesar dalam sejarah pembangunan Masjid Nabawi. <h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Kedudukan Masjid Nabawi</h4> <ul data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'> <li>Pahala shalat di dalamnya setara dengan pahala seribu kali shalat di tempat lain.</li> <li>Salah satu dari tiga masjid yang dibolehkan untuk menjadi destinasi bepergian dengan niat menunaikan ibadah.</li> <li>Menghimpun banyak tempat-tempat bersejarah dan arkeologi, sebagaimana disebutkan dalam sejarah Nabi Shallallahu alaihi wasallam.</li> </ul> <h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Simbol Masjid Nabawi</h4> <ul data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'> <li>Ar-Raudhah Asy-Syarifah: Ia terletak di bagian depan Masjid Nabawi dan terbentang dari rumah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam hingga ke mimbarnya.</li> <li>Mihrab Nabi: Tempat Nabi Shallallahu alaihi wasallam menunaikan shalat. Mihrab yang ada saat ini dibangun pada tahun 888 H, yang lalu direnovasi pada masa pemerintahan Raja Fahd (semoga Allah merahmatinya), pada tahun 1404 H.</li> <li>Mimbar Nabi yang terletak di sebelah barat Mihrab Nabi. Mimbar ini telah berulang kali dimodifikasi. Mimbar yang ada saat ini memiliki 12 anak tangga dan dibuat pada tahun 998 H.</li> <li>Kamar yang Mulia (Hujrah Syarifah): Ini adalah rumah Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang beliau tinggali bersama istri beliau, Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha. Di sinilah beliau dimakamkan bersama dua sahabat terdekat beliau: Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhuma. Kamar ini bersambung dengan Masjid Nabawi sejak zaman Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik.</li> <li>Ash-Shuffah: Sebuah tempat yang terletak di belakang Ar-Raudhah. Nabi Shallallahu alaihi wasallam memasang atap di atasnya setelah terjadi perpindahan kiblat. Tempat ini menjadi tempat tinggal kaum fakir miskin dari kalangan Muhajirin.</li> <li>Al-Asaathin: Ini adalah tiang-tiang yang menjadi penyangga atap Ar-Raudhah. Pada masa Nabi Shallallahu alaihi wasallam ia terbuat dari pohon kurma. Setiap tiang terhubung dengan sejumlah peristiwa dalam sejarah Islam.</li> </ul> <h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Perhatian Kerajaan Arab Saudi terhadap Masjid Nabawi</h4> Perluasan pertama Masjid Nabawi pada masa Kerajaan Arab Saudi dilakukan di era Raja Abdul Aziz. Perluasan itu terus berlanjut dengan adanya sejumlah penambahan baru pada masa putra-putra Raja Abdul Aziz. Pada masa Raja Fahad, dilakukanlah perluasan besar-besaran antara tahun 1406-1414 H dimana luas totalnya mencapai 400.327 meter persegi. Berbagai fasilitas istimewa pun disediakan, salah satu yang terpenting adalah tempat parkir yang terletak di lantai dasar halaman luar dan tersedianya sistem pendingin udara terpadu. Pada masa Raja Abdullah dilakukan kembali perluasan besar-besaran yang baru. Pondasi perluasan ini dilakukan pada tahun 1433 H. Masjid Nabawi mendapatkan perhatian besar dari Pelayan Dua Kota Suci Raja Salman bin Abdul Aziz (semoga Allah senantiasa menjaganya). Ia menegaskan komitmennya untuk mengawasi pelaksanaan megaproyek perluasan Masjid Nabawi dan berbagai proyek yang terkait dengannya. <h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Etika Berkunjung ke Masjid Nabawi</h4> <ul data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'> <li>Masuk ke dalam masjid dalam kondisi suci, beraroma wangi dan berjalan dengan tenang dan tenteram.</li> <li>Masuk dengan menggunakan kaki kanan, lalu berkata: &ldquo;Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.&rdquo;</li> <li>Menunaikan shalat dua rakat tahiyyatul masjid, memperbanyak doa, dzikir dan membaca Al-Qur&rsquo;an.</li> <li>Mengunjungi Raudhah Syarifah dan shalat di sana.</li> <li>Mengunjungi makam Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan mengucapkan salam kepada beliau dan kedua sahabatnya.</li> </ul> <h4 data-aos='fade-left' data-aos-duration='800'>Waktu Ziarah</h4> Masjid Nabawi dapat dikunjungi oleh peziarah dan orang yang ingin shalat di dalamnya sepanjang hari dalam setahun.</body></html>

Tahapan Pembangunan dan Perluasan Masjid Nabawi

membangun masjid Nabawi ketika berhijrah dari Makkah dan tiba Madinah. Sebelum tiba, beliau sempat membangun Masjid Quba. Masjid Nabawi mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan dalam sejarah. Perluasan pertama dilakukan pada zaman Nabi

, tepatnya pada tahun ketujuh hijriyah. Berikutnya, dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Khatthab (tahun 17 Hijriyah), lalu masa Khalifah Utsman bin Affan (tahun 29 Hijriyah). Para penguasa dari berbagai pemerintahan Islam secara silih berganti mencurahkan perhatian. Lalu tibalah masa Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman Al Su’ud dan putra-putranya yang juga menjadi raja. Mereka melakukan berbagai renovasi dan perluasan yang terbesar dalam sejarah pembangunan Masjid Nabawi.

Pahala shalat di dalamnya setara dengan pahala seribu kali shalat di tempat lain.

Salah satu dari tiga masjid yang dibolehkan untuk menjadi destinasi bepergian dengan niat menunaikan ibadah.

Menghimpun banyak tempat-tempat bersejarah dan arkeologi, sebagaimana disebutkan dalam sejarah Nabi Shallallahu alaihi wasallam.

Ar-Raudhah Asy-Syarifah: Ia terletak di bagian depan Masjid Nabawi dan terbentang dari rumah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam hingga ke mimbarnya.

menunaikan shalat. Mihrab yang ada saat ini dibangun pada tahun 888 H, yang lalu direnovasi pada masa pemerintahan Raja Fahd (semoga Allah merahmatinya), pada tahun 1404 H.

Mimbar Nabi yang terletak di sebelah barat Mihrab Nabi. Mimbar ini telah berulang kali dimodifikasi. Mimbar yang ada saat ini memiliki 12 anak tangga dan dibuat pada tahun 998 H.

Kamar yang Mulia (Hujrah Syarifah): Ini adalah rumah Nabi

yang beliau tinggali bersama istri beliau, Ummul Mukminin Aisyah r

. Di sinilah beliau dimakamkan bersama dua sahabat terdekat beliau: Abu Bakar dan Umar

. Kamar ini bersambung dengan Masjid Nabawi sejak zaman Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik.

Ash-Shuffah: Sebuah tempat yang terletak di belakang Ar-Raudhah. Nabi

memasang atap di atasnya setelah terjadi perpindahan kiblat. Tempat ini menjadi tempat tinggal kaum fakir miskin dari kalangan Muhajirin.

Al-Asaathin: Ini adalah tiang-tiang yang menjadi penyangga atap Ar-Raudhah. Pada masa Nabi

ia terbuat dari pohon kurma. Setiap tiang terhubung dengan sejumlah peristiwa dalam sejarah Islam.

Perhatian Kerajaan Arab Saudi terhadap Masjid Nabawi

Perluasan pertama Masjid Nabawi pada masa Kerajaan Arab Saudi dilakukan di era Raja Abdul Aziz. Perluasan itu terus berlanjut dengan adanya sejumlah penambahan baru pada masa putra-putra Raja Abdul Aziz. Pada masa Raja Fahad, dilakukanlah perluasan besar-besaran antara tahun 1406-1414 H dimana luas totalnya mencapai 400.327 meter persegi. Berbagai fasilitas istimewa pun disediakan, salah satu yang terpenting adalah tempat parkir yang terletak di lantai dasar halaman luar dan tersedianya sistem pendingin udara terpadu. Pada masa Raja Abdullah dilakukan kembali perluasan besar-besaran yang baru. Pondasi perluasan ini dilakukan pada tahun 1433 H.

Masjid Nabawi mendapatkan perhatian besar dari Pelayan Dua Kota Suci Raja Salman bin Abdul Aziz (semoga Allah senantiasa menjaganya). Ia menegaskan komitmennya untuk mengawasi pelaksanaan megaproyek perluasan Masjid Nabawi dan berbagai proyek yang terkait dengannya.

Masuk ke dalam masjid dalam kondisi suci, beraroma wangi dan berjalan dengan tenang dan tenteram.

Masuk dengan menggunakan kaki kanan, lalu berkata: “Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.”

Menunaikan shalat dua rakat tahiyyatul masjid, memperbanyak doa, dzikir dan membaca Al-Qur’an.

Mengunjungi Raudhah Syarifah dan shalat di sana.

dan mengucapkan salam kepada beliau dan kedua sahabatnya.

Masjid Nabawi dapat dikunjungi oleh peziarah dan orang yang ingin shalat di dalamnya sepanjang hari dalam setahun.

Masjid Nabawi

#04787d

Tahapan Pembangunan dan Perluasan Masjid Nabawi
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam membangun masjid Nabawi ketika berhijrah dari Makkah dan tiba Madinah. Sebelum tiba, beliau sempat membangun Masjid Quba. Masjid Nabawi mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan dalam sejarah. Perluasan pertama dilakukan pada zaman Nabi Shallallahu alaihi wasallam, tepatnya pada tahun ketujuh hijriyah. Berikutnya, dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Khatthab (tahun 17 Hijriyah), lalu masa Khalifah Utsman bin Affan (tahun 29 Hijriyah). Para penguasa dari berbagai pemerintahan Islam secara silih berganti mencurahkan perhatian. Lalu tibalah masa Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman Al Su&rsquo;ud dan putra-putranya yang juga menjadi raja. Mereka melakukan berbagai renovasi dan perluasan yang terbesar dalam sejarah pembangunan Masjid Nabawi.
Kedudukan Masjid Nabawi
<ul style="list-style-type: disc;">
<li style="text-align: left;">Pahala shalat di dalamnya setara dengan pahala seribu kali shalat di tempat lain.</li>
<li style="text-align: left;">Salah satu dari tiga masjid yang dibolehkan untuk menjadi destinasi bepergian dengan niat menunaikan ibadah.</li>
<li style="text-align: left;">Menghimpun banyak tempat-tempat bersejarah dan arkeologi, sebagaimana disebutkan dalam sejarah Nabi Shallallahu alaihi wasallam.</li>
</ul>
Simbol Masjid Nabawi
<ul style="list-style-type: disc;">
<li style="text-align: left;">Ar-Raudhah Asy-Syarifah: Ia terletak di bagian depan Masjid Nabawi dan terbentang dari rumah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam hingga ke mimbarnya.</li>
<li style="text-align: left;">Mihrab Nabi: Tempat Nabi Shallallahu alaihi wasallam menunaikan shalat. Mihrab yang ada saat ini dibangun pada tahun 888 H, yang lalu direnovasi pada masa pemerintahan Raja Fahd (semoga Allah merahmatinya), pada tahun 1404 H.</li>
<li style="text-align: left;">Mimbar Nabi yang terletak di sebelah barat Mihrab Nabi. Mimbar ini telah berulang kali dimodifikasi. Mimbar yang ada saat ini memiliki 12 anak tangga dan dibuat pada tahun 998 H.</li>
<li style="text-align: left;">Kamar yang Mulia (Hujrah Syarifah): Ini adalah rumah Nabi Shallallahu alaihi wasallam&nbsp; yang beliau tinggali bersama istri beliau, Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha. Di sinilah beliau dimakamkan bersama dua sahabat terdekat beliau: Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhuma. Kamar ini bersambung dengan Masjid Nabawi sejak zaman Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik.</li>
<li style="text-align: left;">Ash-Shuffah: Sebuah tempat yang terletak di belakang Ar-Raudhah. Nabi Shallallahu alaihi wasallam memasang atap di atasnya setelah terjadi perpindahan kiblat. Tempat ini menjadi tempat tinggal kaum fakir miskin dari kalangan Muhajirin.</li>
<li style="text-align: left;">Al-Asaathin: Ini adalah tiang-tiang yang menjadi penyangga atap Ar-Raudhah. Pada masa Nabi Shallallahu alaihi wasallam ia terbuat dari pohon kurma. Setiap tiang terhubung dengan sejumlah peristiwa dalam sejarah Islam.</li>
</ul>
Perhatian Kerajaan Arab Saudi terhadap Masjid Nabawi
Perluasan pertama Masjid Nabawi pada masa Kerajaan Arab Saudi dilakukan di era Raja Abdul Aziz. Perluasan itu terus berlanjut dengan adanya sejumlah penambahan baru pada masa putra-putra Raja Abdul Aziz. Pada masa Raja Fahad, dilakukanlah perluasan besar-besaran antara tahun 1406-1414 H dimana luas totalnya mencapai 400.327 meter persegi. Berbagai fasilitas istimewa pun disediakan, salah satu yang terpenting adalah tempat parkir yang terletak di lantai dasar halaman luar dan tersedianya sistem pendingin udara terpadu. Pada masa Raja Abdullah dilakukan kembali perluasan besar-besaran yang baru. Pondasi perluasan ini dilakukan pada tahun 1433 H.
Masjid Nabawi mendapatkan perhatian besar dari Pelayan Dua Kota Suci Raja Salman bin Abdul Aziz (semoga Allah senantiasa menjaganya). Ia menegaskan komitmennya untuk mengawasi pelaksanaan megaproyek perluasan&nbsp; Masjid Nabawi dan berbagai proyek yang terkait dengannya.
Etika Berkunjung ke Masjid Nabawi
<ul style="list-style-type: disc;">
<li style="text-align: left;">Masuk ke dalam masjid dalam kondisi suci, beraroma wangi dan berjalan dengan tenang dan tenteram.</li>
<li style="text-align: left;">Masuk dengan menggunakan kaki kanan, lalu berkata: &ldquo;Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.&rdquo;</li>
<li style="text-align: left;">Menunaikan shalat dua rakat tahiyyatul masjid, memperbanyak doa, dzikir dan membaca Al-Qur&rsquo;an.</li>
<li style="text-align: left;">Mengunjungi Raudhah Syarifah dan shalat di sana.</li>
<li style="text-align: left;">Mengunjungi makam Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan mengucapkan salam kepada beliau dan kedua sahabatnya.</li>
</ul>
Waktu Ziarah
Masjid Nabawi dapat dikunjungi oleh peziarah dan orang yang ingin shalat di dalamnya sepanjang hari dalam setahun.

Ar-Raudhah Asy-Syarifah 

Kamar Nabi

Kubah dan Payung Kanopi di Masjid Nabawi

Masjid Tua

Pintu-pintu Masjid Nabawi

Halaman Masjid Nabawi

Platform Al-Madinah: Sebuah website wisata budaya yang menaruh perhatian pada segala hal yang terkait dengan kota Madinah Al-Munawwarah. Platform ini dikelola oleh Lembaga Pengembangan Kawasan Madinah Al-Munawwarah. Layanan situs ini tersedia dalam enam bahasa dunia.
Platform ini bertujuan untuk memperkenalkan kota Madinah dengan berbagai landmarknya yang terpenting, tradisional maupun modern. Caranya dengan menyajikan berbagai detail informasi, foto dan klip video eksklusif, sekaligus menawarkan saran program kunjungan ke sejumlah destinasi wisata yang telah dipersiapkan secara matang sesuai dengan minat wisatawan bersama keluarganya.
Kontennya juga terfokus untuk memperkenalkan Masjid Nabawi dan sejarahnya, begitu juga Masjid Quba dan berbagai landmark bersejarah lainnya yang terkait dengan kota Madinah Al-Munawwarah.
Platform ini juga bertujuan menjelaskan berbagai aspek sosial di kota Madinah yang terhubung dengan sejarah dan warisan budaya. Caranya adalah dengan memperkenalkan berbagai museum, fasilitas, kerajinan tangan dan kuliner di kota Madinah.
Dapat dikatakan, platform Al-Madinah bertujuan untuk memudahkan pengunjung dalam menjelajahi kota Madinah Al-Munawwarah yang luas ini dalam segala dimensinya dengan mudah. Platform ini memberikan gambaran 360 derajat tentang semua landmark dan fasilitas yang ada di kota ini sehingga seolah-olah pengunjung website merasakan langsung pengalaman tersebut sebelum tiba di sana. Pengunjung juga akan mendapatkan pemandu virtual yang menghadirkan berbagai informasi tentang landmark tersebut.
Melalui platform ini, Lembaga Pengembangan Kota Madinah berupaya memperkaya pengalaman pengunjung dengan memberikan panduan komprehensif tentang berbagai landmark dan fasilitas yang tersedia di kota Madinah. Semua itu disajikan dalam sejumlah bahasa dunia.
&nbsp;